Ruang gerak jaringan teroris Al Qaeda kini telah semakin sempit pasca kematian Osama bin Laden. Akibatnya, demi memperluas ajarannya, Al Qaeda dikhawatirkan telah merambah ke dunia teknologi hingga jejaring sosial.
Seperti diwartakan The Sun, Rabu (13/7), Al Qaeda bahkan mencoba untuk menggunakan Facebook dalam kampanye perang elektronik untuk mempertahankan ajarannya. Sekretaris Gedung Putih Theresa Mei meluncurkan strategi pemerintah kontra-terorisme baru. Pejabat keamanan mengatakan cyber-terorisme akan menjadi ancaman yang terus berkembang.
"Penggunaan situs jejaring sosial dan video sharing sekarang telah menjadi hal yang biasa. Bahkan, kelompok-kelompok teroris dan ekstremis berupaya menggunakan Facebook untuk menyebarkan pemahamannya," katanya. Ia menambahkan jika teroris sering menggunakan teknologi online, termasuk Google Earth dan Street View, untuk merencanakan serangan.
Twitter dan website juga digunakan untuk artikel berbendera ekstremis. Teroris juga semakin lihai dalam menggunakan teknologi ponsel dan teks trenkripsi untuk menghindari penyadapan atau deteksi.
Data-data itu berdasarkan penemuan 123 halaman tentang keberadaan unit khusus di Al Qaeda. Unit bernama Tariq bin Ziyad bertugas sebagai Brigade Elektronik, untuk menyerang komputer di dunia. Dokumen itu juga menyebutkan, pasca kematian Osama bin Laden, Al-Qaeda tidak hanya melakukan aksi terorisme seperti biasa, tapi juga melakukan "cyber jihad".