Bos Google Eric Schmidt terkesan santai menanggapi sejumlah tuntutan hukum yang melanda vendor pembesut Android. Bahkan mantan CEO Google itu menilai tuntutan tersebut muncul lantaran Google telah memenangkan persaingan di ranah mobile.
"Android dituntut karena kami menang," tukas Eric, dalam keynote-nya di ajang Google Mobile Revolution di Tokyo, Jepang, Selasa (19/7/2011).
Eric menyayangkan performa gemilang Android di bisnis mobile dijawab dengan tuntutan hukum dari para pesaingnya. Harusnya, serangan balik itu dilakukan lewat sebuah inovasi.
"Harusnya ini yang menjadi isu utama. Mereka meresponsnya dengan tuntutan hukum, bukan melalui inovasi," sindir Eric.
Pun demikian, pria yang saat ini menjabat sebagai Executive Chairman Google itu mengaku tak terlalu khawatir dengan sederet tuntutan yang menyerang partner mereka yang mengadopsi Android.
"Kami tidak salah, kenapa harus takut. Dan kami akan mencari cara untuk memenangkannya di pengadilan," lanjut Eric.
"Intinya Google tetap akan mendukung para partner dan selalu terbuka untuk berkomunikasi dan memberi dukungan yang terbaik," ia menandaskan.
Sejumlah vendor Android belakangan ramai dituntut terutama oleh Apple dan Microsoft. Nama terakhir belakangan meminta kepada Samsung agar membayar USD 15 untuk setiap handset-nya yang berbasis Android.
Tuntutan ganti rugi Microsoft ini dilandasi dengan keyakinan bahwa sang vendor Korea Selatan telah melanggar sejumlah paten milik Microsoft. Samsung kabarnya akan mencoba melakukan penawaran agar pembayaran lisensi menjadi USD 10 per handset.
Selain dengan Samsung, April tahun silam Microsoft juga mencapai kesepakatan lisensi dengan HTC asal Taiwan. Dalam kesepakatan itu, Microsoft berhak menerima pembayaran royalti sebesar USD 5 dari setiap smartphone Android yang dibuat HTC.
Rupanya, ada paten Microsoft yang dipakai dalam ponsel HTC yang menjalankan Android. Karena itu, HTC sepakat membayar biaya lisensi. Namun tidak disebutkan paten Microsoft apa yang dipergunakan dalam handset Android HTC.
Motorola dan Barnes & Noble pun kabarnya menjadi sasaran Microsoft. Selain itu, masih ada empat perusahaan lain yang membuat tablet Android yakni bernama Onkyo, Velocity Micro, General Dynamics Itronix dan Wistron. Keempatnya mengaku telah menandatangani persetujuan lisensi untuk membayar ke Microsoft.
Sementara Apple saat ini tengah panas-panasnya berseteru dengan HTC dan Samsung di meja hijau.