Kebanyakan perempuan di Amerika Serikat mungkin tengah sibuk bersekolah atau bergaul dengan teman-teman sebaya di mall. Tapi bagi beberapa remaja wanita asal Phoenix, negara bagian Arizona, masa muda mereka habiskan untuk berburu membasmi setan.
Para remaja cantik ini tidak ubahnya remaja lainnya. Mereka sesekali pergi ke salon dan bergosip dengan teman-temannya. Bedanya, mereka bersekolah di sekolah pembasmi setan, Gereja Internasional Kebebasan Spiritual. Perangkat mereka bukanlah buku pelajaran maupun penggaris, tapi injil, salib dan air suci.
Ketika mereka memanggil seorang pembasmi setan, mereka tidak menyangka akan bertemu dengan gadis berusia 16 tahun Bryne Larson dan lima wanita sebayanya yang bertugas sebagai pembasmi setan. Di gereja ini, mereka diajarkan cara menangkal setan dan berbagai kutukannya. Tess Scherkenback, 16, wanita pembasmi setan lainnya, mengatakan bahwa terdapat beberapa kutukan yang perlu diwaspadai.
Kutukan kematian, kanker dan pembunuhan. Biasanya pada kutukan kematian, setannya mengganas. Setelah mendengar saya membacakan doa, orang yang dirasuki biasanya bersendawa atau menangis.
Pembasmi lainnya, Savannah Scherkenback, 19, mengatakan ketika dilakukan pembasmian setan, orang-orang yang dirasuki dapat bertindak di luar kendali. Dia mengatakan ketika pengusiran dilakukan, para setan yang berada di tubuh manusia, tidak akan pergi dengan tenang.
Mata mereka melotot, suaranya menjadi berat dan mereka mulai berteriak. Kami sudah biasa disumpahi, diludahi, dan dimuntahi oleh orang-orang yang kerasukan.
Kepala sekolah pembasmi ini, Pendeta Bob Larson, mengatakan bahwa sekolahnya memiliki 100 orang pembasmi setan terlatih di seluruh dunia. Dia mengatakan usahanya tersebut maju pesat dengan panggilan pengusiran setan yang terus berdatangan.
Telepon kami berbunyi terus. Setiap bulannya, kami menerima 1.000 panggilan dan kami sering bepergian ke Afrika, Ukraina, Inggris dan Australia untuk mengusir setan
Bob mengatakan bahwa wanita-wanita muda lebih handal mengatasi kerasukan daripada pembasmi yang lebih tua. Untuk menjaga ketajaman kemampuan mereka, Bob melarang murid-muridnya untuk menonton televisi.
Savannah tidak memiliki masalah dengan itu. Dia mengatakan ketimbang nonton tayangan TV yang merusak, lebih baik dia berdoa dan bertarung melawan setan.