Sepasang macan tutul (phantera pardus) "bermukim" di kebun karet di Desa Blang Luah, Kecamatan Woyla Barat, Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Ahad (24/7). Pihak Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kabupaten Aceh Barat belum juga mengevakuasi satwa itu.
Menurut Mustafa, tokoh masyarakat setempat, kehadiran hewan itu sempat mengejutkan warga. "Kira-kira sepekan lalu ada tetangga saya melihat macan itu. Dia pikir binatang apa kulitnya belang duduk di atas pohon karet. Sewaktu mengaum, baru ia terkejut dan berlari pulang, tidak jadi menderes karet lagi," katanya.
Dikatakan Mustafa, kehadiran macan tutul itu tidak menyurutkan semangat masyarakat setempat untuk menderes karet. "Mereka terbentur tingginya kebutuhan hidup yang setiap hari bergantung pada kebun rakyat itu," ujarnya.
Kehadiran sepasang hewan dilindungi tersebut diperkirakan sudah sejak tujuh bulan lalu. Warga setempat pernah melakukan pengusiran. Selama kera yang menjadi santapan hewan itu masih tersedia di perkebunan itu, kata warga, maka mustahil macan tutul akan berpindah ke tempat lain.
Mencukupi kebutuhan yang semakin meningkat menjelang hari meugang (hari potong hewan) yang menandai datangnya bulan Ramadan, warga tetap memaksa menderes karet. Warga berharap, ada solusi untuk menjauhkan hewan tersebut dari kebun mereka.
"Melihatnya saja kami takut, apalagi mengusir. Kalau dibuat perangkap, nanti kami takut binatang itu mengamuk, dan habislah kami di sini," ujar Mustafa.(