Sunday, July 17, 2011
Iklan Kartun Mickey Mouse Berjanggut Dikecam
Kelompok ultra konservatif Muslim yang dikenal dengan kaum Salafi menyebut kartun yang diposting pejabat tinggi media dan politisi Naguib Sawiris telah menghina Islam, Rabu (29/6).
Para Salafi sejak itu meluncurkan kampanye di Facebook dan Twitter untuk menyerukan umat Islam untuk memboikot perusahan ponsel Sawiris. Setelah kartun diposting online, mendadak mendapatkan kecaman di Twitter.
Kartun-kartun merupakan sumber lainnya yang memicu ketegangan sektarian di Mesir. Bahkan akibat kartun itu saham Mobinil dan Orascom Telecom, kedua perusahaan yang dimiliki oleh Sawiris, jatuh pada bursa saham Mesir.
Sawiris merupakan pendiri Partai liberal yang mempercayai sekuler di Mesir. Dia memiliki beberapa perusahaan media dan setelah Presiden Mesir Hosni Mubarak digulingkan pada Februari, pihaknya menyerukan pemisahan negara dan agama.
Akibat kartun itu, Sawiris pun meminta maaf. Permohonan maaf itu disampaikannya dalam akun twitternya. "Saya minta maaf bagi mereka yang tidak menerima ini sebagai lelucon. Saya hanya berpikir itu adalah gambar lucu; tidak bermaksud tidak hormat. Saya minta maaf".
Beberapa Grup di Facebook menyerukan memboikot perusahaan telepon genggamnya dan sekarang memiliki sekitar 60.000 pengikut.
Setidaknya 15 Salafi pengacara telah mengajukan tuntutan hukum menuduh Sawiris melakukan penghinaan agama, kata seorang pejabat di kantor kejaksaan.
Ini bukan pertama kalinya Sawiris memicu kritik dengan komentar tentang Islam. Pada tahun 2007, ia berbicara menentang jilbab. Dia mengatakan kepada koran: "Saya tidak menentang jilbab ... tetapi ketika saya berjalan, saya merasa seperti orang asing".
Salafisme merupakan kelompok Islam yang sangat konservatif. Salafi dibedakan oleh cara mereka berpakaian. Dalam banyak bagian dari Kairo, wanita mengenakan niqab - suatu tabir yang hanya memperlihatkan mata. Sedangkan pengikut laki-laki seringkali memiliki jenggot panjang dan mencukur kumis mereka, konon gaya mereka meniru Nabi Muhammad.
Komentator politik mengkhawatirkan kartun kontroversial tersebut bisa memicu kekerasan lebih lanjut di jalan-jalan Mesir menjelang pemilihan parlemen penting pada September.